beranda

Saturday, January 30, 2016

PERUMPAMAAN

silakan renungkan perumpamaan ini.

Seorang lelaki mempunyai tiga orang anak. dua orang anaknya sangat dicintai dan sangat disayang. Tapi yang seorang tidak begitu disayangi adapun anak yang dua orang itu segala keinginannya tidak pernah di tolaknya.apapun permintaan anaknya selalu diturutinya, tapi anak yang seorang ini tidak begitu di perhatikan dan kadang di tinggalkan ataupun dilupakan, akan tetapi si anak ini tahu diri , meskipun dia tidak diperhatikan, tapi dia tetap mencintai orang tuanya, dan tetap ingin membela orang tuanya.

Pada suatu masa si orang tua tersebut terlibat suatu perkara, yang dia sendiri tidak tahu persoalannya. Si orang ini harus menghadap kepengadilan, untuk diminta pertanggungjawaban mengapa dia harus disidang. Ia menjadi panik dan bingung, karena ia merasa tidak pernah membuat kesalahan, dia berfikir, dia kan mempunyai dua orang  anak yang  begitu disayang dan dimanja. Kini wajarlah jika dia sebagai orang tua meminta bantuan atau pertolongan kepada dua orang anaknya. Siapa tahu anaknya itu dapat membbela dia dalam sidang dipengadilan.

Lalu dia datang kepada anak yang pertama dan diterangkan duduk perkaranya dan akan meminta pertolongan dari anaknya, tapi anak ini lalu berkata

“Ayah tidak perlu meminta bantuan dari saya, ayah harus pikir, ayah yang berbuat maka ayah yang harus bertanggungjawab . bukan saya. Biar bagaimanapun juga saya tidak dapat menolong ayah.”

Dengan sedih hati orang tua itu pergi dan berniat akan pergi menemui anaknya yang ke dua, dan akan meminta bantuannya, akan tetapi setelah anak itu ditemuinya serta di ceritakan hal ikhwalnya. Apa jawab anaknya?



“ayah jangan mempunyai hati pengecut. Ayah yang di panggil ke pengadilan, ayah sendiri yang harus berani menghadapi perihal diri ayah, tidak ada sangkut pautnya dengan saya”

Kemudian ia teringat akan anaknya yang seorang lagi, yang tidak terlalu dia perhatikan, barangkali saja dapat diminta bantuannnya, setelah menjumpainya ia disambut dengan baik dan setelah ia menerangkan duduk perkaranya, dengan spontan anak itu berkata:

“ayah kalau begitu biarkanlah serahkan kepada saya persoalan ini, sayalah yang akan membantu ayah menghadapi persidangan itu. Saya akan mendampingi ayah maju ke sidang   pengadilan. Mudah-mudahan persoalan ayah jadi beres dan selesai”
Maka perumpamaannya adalah:

siapakah orang tua itu? 
Dan siapakah dua orang anaknya yang disayang?
dan siapakah anaknya yang tidak disayang?

Orang tua itu adalah misalnya tiap-tiap diri manusia baik lelaki atau perempuan. Dua orang anak yang sangat dicintainya, adalah (Harta dunia, anak dan istrinya) anak yang disia-siakan adalah amal ibadahnya. 

Pada umumnya orang tertentu sangat sayang kepada anak dan istri serta harta bendanya. Terbukti sikap-sikap  manusia rata-rata demikian, tetapi tidak cinta kepada amal ibadah, manusia rata-rata cinta kepada anak istri dan harta, selagi hidup di alam dunia ini. 

Akan tetapi ketika malaikatul maut mengambil nyawanya maka nyatanya anak dan isteri serta hartanya tidaklah turut serta dikubur bersama dia. Maka nyatalah sayangnya anak dan istri itu selagi ia masih hidup, selagi ruh masih berada dala badannya. Tetapi amal ibadat yang tidak begitu dicintainya itulah yang turut serta masuk ke alam kubur dan yang kelak membela dia di dalam kubur dan dialam akhirat.

Memang tidak semua manusia yang mencintai amal ibadat, tetapi yang lebih banyak adalah membenci amal ibadat. Maka tiap-tiap orang yang meninggalkan amal ibadat solat dan puasa dan sebagainya. dan tiap orang yang melakukan perbuatan maksiat, itulah orang yang terang-terangan membenci amal ibadatnya. Padahal amal itulah yang akan menolong dia di alam kubur dan persidangan di alam akhirat.

Andaikata sama sekali dia tidak memperhatikan akan kehendak amal ibadatnya janganlah ia mengharap akan dapat pembelaan dari amalnya itu.
Oleh karena itu janganlah kita cuman mencintai anak dan istri serta harta saja ,tapi cintailah juga amal ibadat. sebelum kita di panggil pulang menghadap pengadilan Tuhan.    

No comments:

Post a Comment