Diriwayatkan
dari Sahal bin Abdillah rahimahullah, bahwa dia mempunyai seorang tetangga yang
merupakan orang dzimmiy (orang non-muslim yang tinggal di wilayah Islam,
memiliki hak keamanan harta dan jiwa dengan membayar jizyah). Dan dari rumah
orang dzimmiy itu ada kebocoran yang menimbulkan tetesan air ke rumah Sahal.
Setiap
hari Sahal menampung air bocoran itu di dalam suatu wadah agar tidak menyebar
di rumahnya. Jika telah penuh Sahal membuangnya pada malam hari agar tidak
dilihat oleh orang. Keadaan itu terus berlangsung lama sampai ketika ajal sudah
mendatangi Sahal.
Lalu
tetangganya yang dzimiiy Majusi itu datang menjenguknya ketika ia sedang sakit
menjelang meninggalnya. Sahal menyuruhnya masuk ke sebuah ruangan di rumahnya
agar tetangganya itu melihat apa yang terjadi di dalamnya. Begitu Majusi itu
masuk, ia langsung melihat adanya kebocoran dari rumahnya dan airnya menetes ke
rumah Sahal. Ia paham, hal ini tentu saja mengganggu Sahal. Ia kemudian
bertanya, “Apa sebenarnya yang kulihat ini?”
Sahal
berkata, “Hal ini sudah berlangsung lama, air menetes dari rumahmu ke rumahku
ini. Dan saya menampungnya di siang hari, kemudian membuangnya pada malam hari.
Kalaulah bukan karena ajalku telah tiba, dan aku takut orang lain tidak sanggup
menerima keadaan ini, aku tidak akan memberitahukan hal ini kepadamu. Makanya
aku melakukan hal telah kau lihat ini.”
Orang
Majusi itu berkata: “Wahai Syekh! Engkau telah memperlakukan aku dengan
toleransi tinggi seperti ini, sedangkan saya tetap saja memegang kekufuranku.
Tolong julurkanlah tangan anda, inilah saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah (Asyhadu anlaa
ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan rasulullah). Setelah itu Sahal
kemudian meninggal.
SEMOGA BERMANFAAT
SUBHANALLOH
ALLOHU AKBAR
SEMOGA BERMANFAAT
SUBHANALLOH
ALLOHU AKBAR
No comments:
Post a Comment